SejarahPerang Banjar Singkat Lengkap Melawan Belanda. Perang Banjar merupakan perang untuk melawan kolonial Belanda yang dimulai pada tahun 1859 hingga 1906. Perang ini termasuk dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia. Nama lainnya adalah Perang Kalimantan Selatan atau Perang Banjar-Barito karena letaknya Kesultanan Banjar.

Cerita Batu Menangis adalah dongeng rakyat Kalimantan Barat yang sangat terkenal. Konon hingga saat ini batu tersebut masih mengeluarkan air. Kalian tentunya penasaran dengan legenda batu menangis ini. Kakak ceritakan dengan lengkap yah. Selamat membaca. Di sebuah desa tinggalah seorang ibu bersama anak perempuannya yang bernama Darmi. Gadis itu memang rupawan, sayang sifatnya tak secantik wajahnya. Darmi adalah gadis pemalas yang hanya gemar bersolek. Setiap hari ia mematut dirinya di depan cermin, mengagumi kecantikan wajahnya. “Ah, aku memang jelita,” katanya. “Lebih pantas bagiku untuk tinggal di istana raja daripada di gubuk reot seperti ini.” Matanya memandang ke sekeliling ruangan. Hanya selembar kasur yang tidak empuk tempat dia tidur yang mengisi ruangan itu. Tidak ada meja hias yang sangat dia dambakan. Bahkan lemari untuk pakaian pun hanya sebuah peti bekas. “Sampai kapan aku akan hidup seperti ini?” keluh Darmi dalam hati. Darmi memang bukan anak orang kaya. Ayahnya sudah meninggal dan ibunya tak punya banyak uang. Untuk menghidupi mereka berdua, sang ibu bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam. Pekerjaan apapun dia lakukan, mencari kayu bakar di hutan, menyabit rumput untuk pakan kambing tetangga, mencucikan pakaian orang lain. Pekerjaan apapun akan ia lakukan untuk memperoleh sedikit upah. Sebaliknya Darmi adalah anak yang manja. Sedikit pun dia tak iba melihat ibunya bekerja keras sepanjang hari. Ia bahkan tak tergerak untuk ikut membantu menyelesaikan pekerjaan di rumah. Dan jika ada sesuatu yang sangat diinginkannya, ia pun akan merengek agar permintaannya dituruti. Seperti minggu lalu, saat seorang kawannya dari desa di Utara sungai yang mengadakan pesta perayaan. Darmi mendapat undangan untuk menghadirinya. Tentu saja hal teresebut membuat gadis cantik itu senang bukan kepalang. Dibayangkannya tamu-tamu dalam pesta itu akan memandangi wajahnya yang rupawan. Para pria memuji kecantikannya, sementara para wanita mungkin akan iri hati melihat penampilannya. Namun tiba-tiba Darmi teringat bahwa ia tak memiliki pakaian yang pantas dikenakannya di pesta tersebut. Segeralah ia mencari ibunya yang sedang memasak di dapur. “Ibu, tolong belikan aku pakaian dan selendang baru. Lusa akan ada pesta di desa Utara sungai, dan aku tak punya pakaian yang pantas. Bajuku sudah usang semua,” kata Darmi merengek. “Bukankah minggu lalu kau sudah beli baju baru? Mengapa tak kau pakai yang itu saja. Masih bagus bukan?” ujar sang ibu. “Aaah, tidak mau. Baju yang itu sudah pernah aku pakai, malu dong pakai baju yang itu-itu lagi. Apa kata orang nanti?! Ayolah, Bu belikan aku pakaian lagi.” Sang ibu hanya bisa menghela napas panjang mendengar permintaan anak semata wayangnya itu. Ia tak tega padanya. “Baiklah, besok pagi kita akan membelinya di pasar.” “Tidak mau.” Teriak Darmi kasar. “Aku tidak mau pergi ke pasar dengan ibu. Sebaiknya ibu berikan saja uangnya padaku agar aku bisa membelinya sendiri.” “Tapi, Darmi, besok Ibu harus ke pasar terlebih dahulu untuk menjual kayu bakar yang ibu dapatkan hari ini. Setelah terjual, baru uangnya bisa kau belikan pakaian. Bukankah Iebih baik kita berangkat ke pasar bersama-sama?” Darmi terdiam. Ia sebenarnya tak ingin pergi ke pasar bersama ibunya. Ia malu dan khavvatir jika ada orang yang melihatnya berjalan bersama wanita tua itu lalu mengejeknya. Akan tetapi, gadis itu tak punya alasan untuk menolak, sebab tanpa uang hasil penjualan kayu bakar, ia tak mungkin bisa membeli pakaian baru. Akhirnya, Darmi masuk ke kamarnya sambil cemberut dan menggerutu. Keesokkan paginya, mereka bersiap hendak ke pasar. Darmi terlihat sangat cantik dengan baju merah mudanya yang terlihat mahal, sementara sang ibu mengenakan pakaian Iusuh. Darmi berjalan cepat sekali, rnembuat ibunya tak mampu mengikutinya. “Hai, Darmi. Mengapa kau berjalan cepat sekali menginggalkan aku di beIakangmu. Kau tau aku tak kuat menyusul langkahmu.” Darmi diam saja, dan terus mempercepat Iangkahnya. Ia tak ingin ketahuan berjalan bersama ibunya. Di tengah jalan, Darmi disapa oleh beberapa orang dari desa tetangga yang menyapanya. “Hai Darmi, mau pergi kemana kau?” sapa mereka. “Aku mau ke pasar,” jawab Darmi. “Oh, siapa nenek yang di belakangmu itu? Ibumu kah?” Seketika wajah Darmi terlihat memerah karena malu, “Oh bukan! Bukan! Mana mungkin dia ibuku.” Jawab Darmi cepat. Ia pun segera mempercepat langkahnya agar tak ditanya-tanya lagi. Betapa terkejutnya sang ibu mendengar perkataan anak kesayangannya itu. Rasa marah mulai muncul dalam hati karena gadis itu tidak mau mengakui dirinya sebagai ibu. Namun ia menahan amarahnya dan berharap Darmi akan segera berubah pikiran. Sayangnya, harapan sang ibu tak terjadi. Sepanjang perjalanan mereka bertemu beberapa orang lagi, dan Darmi terus mengatakan hal yang sama. Akhirnya sang ibu tak tahan lagi kesedihan. Sambil bercucuran air mata, ia pun menegur anaknya. “Wahai anakku, sebegitu malunya kah kau mengakui aku sebagai ibumu? Aku yang melahirkanmu ke dunia ini. Apakah ini balasanmu pada ibumu yang menyayangimu?” Darmi menoleh kesal dan membentak, “Aku tidak minta dilahirkan oleh ibu yang miskin sepertimu. Aku tidak pantas menjadi anak ibu. Lihatlah wajah ibu’ Jelek, keriput dan lusuh! Ibu Iebih pantas jadi pembantuku!” Dengan angkuh, Darmi terus melangkah meninggalkan sang ibu yang terduduk di pinggir jalan. Air matanya mengalir deras di kedua pipinya. Perasaannya remuk rendam, tak mampu ia berkata-kata selain mengadahkan kedua tangannya ke langit. Rasa sakit di hatinya membuat ia kutukan. “Tuhan, hamba tidak lagi menahan penghinaan anak hamba ini! benar telah membatu hati anak hamba ini, karena itu, Ya Tuhan, hukumlah anak hamba durhaka itu menjadi batu!” Doa sang ibu terkabul. Tiba-tiba langit menjadi gelap, awan biru berubah berubah mendung dan kilat menyambar-nyambar diiringi guntur yang menggelegar. Darmi merasa sangat takut, lalu ia mencoba berlari menjauh. Saat itulah ia menyadari bahwa kedua kakinya berubah menjadi batu. Darmi menjerit ketakutan. Betapa mengerikannya perasaan yang dialaminya ketika mendapati kedua kaki berubah menjadi batu. Ia kian ketakutan mendapati pinggangnya pun berubah membatu. Sadarlah ia, semua itu terjadi karena kedurhakaan besarnya kepada ibunya. Maka dia pun berteriak-teriak,”Ibu, ampuni aku! Ampuni aku! Ampuni kedurhakaan anakmu ini, Bu” Legenda Cerita Batu Menangis Namun, semuanya telah terlambat bagi Darmi. Sang ibu hanya terdiam. Sama sekali tak berusaha mengabulkan permohonan anaknya yang telah berbuat durhaka terhadapnya. Ia merasa telah cukup mengalami penderitaan yang diakibatkan anaknya itu. Hingga akhirnya seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Batu jelmaan Darmi itu terus meneteskan air seperti air mata penyesalan yang menetes dari mata Jelita. Orang-orang yang mengetahtui adanya air yang terus menetes dari batu itu kemudian menyebutnya Batu Menangis. Pesan Moral dari Cerita Batu Menangis – Dongeng Kalsel adalah hormati kedua orangtua kamu, terutama ibu yang sudah melahirkan kamu. Membuat ibumu bersedih atas tingkah lakumu yang tidak baik hanya akan membuat hidupmu susah di kemudian hari. Baca juga cerita rakyat Kalimantan lainnya pada posting kami berikut ini Cerita Rakyat Dongeng Batu Menangis Berikutkisah cerita rakyat Sangkuriang secara singkat. Zaman dahulu, hiduplah seorang putri yang cantik bernama Dayang Sumbi. Kecantikannya begitu tersohor hingga banyak para bangsawan yang hendak meminang dirinya. Namun, semua lamaran tersebut ditolaknya sehingga membuat para lelaki yang ditolaknya itu berperang satu sama lain. Kali ini kami mencoba memposting kumpulan cerita rakyat Kalimantan terpopuler dan terbaik koleksi yang kami miliki. Semua Legenda dari pulau terbesar di Indonesia ini kami sisipkan pesan moral didalamnya. Semoga dengan membaca cerita rakyat dari Kalimantan ini dapat memberi manfaat untuk anak-anak Indonesia. Selamat membaca dan mendongeng yah Papa dan Mama. Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Paling Populer 1. Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Mandin Tangkaramin Alkisah di sebuah desa yang bernama Malinau di Kalimantan Selatan, hiduplah dua orang pemuda bernama Bujang Alai dan Bujang Kuratauan. Kedua pemuda itu selalu hidup bermusuhan karena sifat mereka yang sangat bertentangan. Bujang Alai merupakan putra seorang kaya dan berwajah tampan. Namun sayang kelebihannya itu membuatnya tumbuh menjadi pemuda yang angkuh. Sementara Bujang Kuratauan memiliki wajah yang biasa biasa saja dan berasal dari keluarga sederhana. Kumpulan Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Mandin Tangkaramin Kemanapun ia pergi, Bujang Alai senantiasa menyelipkan keris di pinggangnya. Pemuda itu selalu berusaha menunjukkan kepada semua orang siapa dirinya. Tak jarang ia berlaku sewenang wenang terhadap orang lain, utamanya warga kampungnya yang miskin. Sampai saat ini tak ada seorangpun yang berani melawannya karena mereka takut kepada ayah Bujang Alai. Berbeda dengan Bujang Alai, Bujang Kuratauan merupakan sosok pemuda yang sopan dan hormat terhadap siapa saja. Pemikirannya yang cermerlang membuatnya disegani warga walaupun usianya masih muda. Bujang Kuratauan juga selalu membawa senjata berupa parang bungkul jika bepergian. Hal itu ia lakukan semata mata untuk membela diri. Beberapa kali Bujang Alai mencari gara gara supaya berkelahi dengannya. Pada suatu ketika, Desa Malinau gempar. Sebuah keluarga kehilangan anak gadisnya yang tiba tiba lenyap begitu saja. Warga desa telah membantunya mencari ke seluruh pelosok kampung, bahkan sampai ke hutan, namun tak ada jejak sang gadis sedikitpun. Orang tua sang gadis yang mulai putus asa tak berhenti menangis. Ditengah kegemparan yang melanda kampung Malinau, tiba tiba Bujang Alai berkata dengan lantangnya. “Di rumahku ada seorang gadis yang kusembunyikan. Siapa saja boleh menjemput gadis itu setelah berhasil menahan mata kerisku”, suaranya terdengar pongah. Semua warga tak menyangsikan bahwa ucapannya itu ditujukan kepada Bujang Kuratauan. “Apa maksudmu siapa saja boleh menjemput gadis itu ?’, tanya Bujang Kuratauan yang panas hati mendengar ucapan Bujang Alai. “Lepaskan gadis itu dan kembalikan pada orang tuanya”, teriaknya dengan suara keras. Bujang Alai tersenyum senang. Ia merasa pancingannya kali ini berhasil. “Sebentar lagi orang ini akan menyerangku”, pikirnya. “Aku punya kesempatan untuk menghabisinya”. Bayangan kemenangan membuat senyum Bujang Alai semakin lebar. “Kalau kau ingin membawa gadis itu kepada orang tuanya, hadapi aku dulu”, tantang Bujang Alai. Pemuda itu segera mencabut kerisnya dan mengambil posisi siap menyerang. Bujang Kuratauan tak mampu menahan emosinya lagi. Segera saja ia mengeluarkan parang bungkul yang selalu dibawanya. Perkelahianpun tak terelakkan lagi. Bujang Alai dan Bujang Kuratauan bertempur dengan sengit. Mereka saling menyerang. Kedua pemuda itu sama sama tangguh. Mereka berhasil menangkis setiap serangan yang dilancarkan lawan. Karena hari sudah petang, Bujang Alai menantang Bujang Kuratauan untuk melanjutkan pertarungan mereka esok pagi. “Aku akan melayani dimana saja dan kapan saja kau hendak bertarung denganku”, jawab Bujang Kuratauan tegas. Ia sungguh tak dapat menerima tindakan Bujang Alai menyembunyikan anak gadis orang seenaknya. “Baik kalau begitu, esok pagi kutunggu kau di Mandin Tangkaramin”, ujarnya sambil berlalu. Mandin Tangkaramin merupakan air terjun yang terletak tak jauh dari Desa Malinau. Air terjun itu tak terlalu tinggi dan dikelilingi hutan lebat. Dibawahnya terdapat banyak bongkahan batu besar dan kecil. Tak lama setelah fajar menyingsing, Bujang Alai dan Bujang Kuratauan telah tiba disitu. Pertarungan segera dilanjutkan. Parang bungkul dan keris yang beradu menghasilkan bunyi berdentang dan percikan api. Bujang Alai dan Bujang Kuratauan mengeluarkan segenap keahlian yang mereka miliki. Setelah bertarung cukup lama, kedua pemuda terlihat mulai kelelahan. Mungkin karena keinginannya untuk segera menghabisi lawannya, Bujang Alai mulai kehilangan kendali. Ia menyerang Bujang Kuratauan membabi buta. Kerisnya disabet tanpa henti sampai ia kehabisan tenaga. Satu saat pantulan sinar matahari dari kerisnya menyilaukan matanya. Bujang Alai sempat lengah. Pada saat itulah parang bungkul milik Bujang Kuratauan menghantam tubuhnya dengan keras. Tubuh Bujang Alai terhuyung dan tersungkur. Ia mati seketika. Berita terbunuhnya Bujang Alai dalam pertarungan melawan Bujang Kuratauan segera menyebar di Desa Malinau dan sekitarnya. Keluarga Bujang Alai tak dapat menerima kematiannya. Ayahnya sangat terpukul mendapati putranya mati dengan tubuh lebam karena hantaman parang bungkul Bujang Kuratauan. Iapun berniat menuntut balas dengan berencana menyerang Bujang Kuratauan dan keluarganya. Bujang Kuratauan bukan tak tahu keluarga Bujang Alai akan menuntut balas. Apalagi desas desus yang terdengar kalau rumahnya akan diserang semakin santer. Oleh karena itu Bujang Kuratauan dan ayahnya segera mengatur siasat. Setelah beberapa hari menunggu, tibalah saat yang dinanti. Bujang Kuratauan dan keluarganya yang tak pernah tidur di rumah sejak kejadian itu segera menjalankan siasat mereka begitu mendengar suara ramai dari kejauhan. Seluruh anggota keluarga Bujang Kuratauan menyalakan obor dan berlari sambil memegangnya. “Ayo cepat..”, teriak ayah Bujang Kuratauan yang memimpin di depan. Pengalamannya keluar masuk hutan membuatnya tahu persis arah yang dituju meski dalam kegelapan. Keluarga Bujang Alai terus berlari mengikuti obor yang dibawa keluarga Bujang Kuratauan. Rasa marah membuat mereka berlari kencang tanpa lelah. “Sekaraaaangg…..”, teriak ayah Bujang Kuratauan. Seluruh anggota keluarga segera mengikutinya melempar obor yang mereka pegang. Keluarga Bujang Alai yang berlari mengejar obor tak melihat dimana mereka berada. “Aaaaaaaaaa….…..”, terdengar teriakan keluarga Bujang Alai yang jatuh ke dasar sungai. Rupanya ayah Bujang Kuratauan dan keluarganya membuang obor mereka ke dasar sungai tempat jatuhnya air terjun Mandin Tangkaramin. Tubuh seluruh anggota keluarga Bujang Alai dan para pengikutnya yang jatuh terhempas menghantam batu batu tajam di dasar sungai. Cucuran darah yang mengalir membuat batu batu disitu berwarna merah. Sampai kini masyarakat sekitar percaya bongkahan batu besar berwarna merah seperti kulit manggis yang masak merupakan batu yang terkena darah keluarga Bujang Alai. Mereka menyebutnya Manggu Masak. Pesan moral dari cerita rakyat Kalimantan Selatan ini adalah jangan berlaku sombong dan sesuka hati. Orang yang jahat akan mendapat balasan dari kejahatannya. 2. Cerita Rakyat Ringkas dari Kalimantan Timur Legenda Danau Lipan Pada masa lampau tersebutlah sebuah kerajaan di Muara Kaman, Kutai, yang dipimpin oleh seorang putri yang cantik jelita bernama Aji Bedarah Putih. Sang putri dinamai demikian karena jika ia menyirih dan menelan airnya, maka tampaklah air sirih bercampur pinang yang berwarna merah itu mengalir melalui tenggorokannya. Kecantikan Putri Aji Bedarah Putih terkenal luas bahkan sampai ke negeri Cina. Alkisah ada seorang raja dari negeri itu yang tertarik akan kabar kecantikan sang putri. Iapun segera berlayar dengan pasukannya ke Kutai guna melamar Putri Aji Bedarah Putih untuk dijadikan istrinya. Cerita Rakyat Ringkas dari Kalimantan Timur Kedatangan raja dari Cina itu disambut baik oleh Putri Aji Bedarah Putih. Seperti biasa, sang putri menjamu setiap tamu yang berkunjung ke kerajaannya. Begitu pula dengan raja dari Cina yang menjadi tamunya kali ini. Mereka makan bersama sebagai tanda penghormatan bagi sang raja. Baca kisah lengkapnya pada link berikut ini Legenda Danau Lipan 3. Cerita Dongeng Rakyat Dari Kalimantan Barat Asal Mula Sungai Landak Di sebuah desa, tinggallah sepasang suami istri. Setiap hari mereka bekerja sebagai petani palawija. Walaupun hidup sangat sederhana, mereka selalu bersedia membantu para tetangga sebisa mereka. Suatu malam, sang suami tidak bisa tidur karena hatinya sangat gelisah. Ketika ia menoleh kepada istrinya yang sedang tertidur pulas, ia sangat terkejut. Seekor lipan yang tubuhnya bersinar putih keluar dari kepala istrinya. Lipan itu merayap turun dan keluar dari rumah. Merasa penasaran, sang suami mengikuti ke mana lipan itu pergi. Lipan masuk ke sebuah lubang kecil di dekat rumahnya dan tidak keluar-keluar lagi. Keesokan paginya, sang suami menceritakan kejadian aneh itu kepada istrinya. “Ibu pun semalam bermimpi aneh Pak. Ibu seperti berada di dekat sebuah danau. Tiba-tiba, ibu melihat sekor landak raksasa di tengah danau. Landak itu berbulu kuning keemasan. Apakah mimpiku ini ada hubungannya dengan yang Bapak lihat semalam? Mungkin itu suatu pertanda baik, Pak. Bagaimana kalau kita tengok saja lubang tempat lipan itu bersembunyi?” usul istrinya. Cerita Dongeng Rakyat Dari Kalimantan Barat Baca kisah lengkapnya pada link berikut ini Cerita Dongeng Rakyat Dari Kalimantan Barat Asal Mula Sungai Landak 4. Cerita Rakyat dari Kalteng Kalimantan Tengah Asal Usul Danau Malawen Dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Kumbang Banaung. Ia adalah seorang pemuda yang tampan. Ia hidup bersama kedua orangtuanya yang sudah tua dan hidup sangat sederhana. Sifat Kumbang tidak serupawan wajahnya. Ia sering bertindak kasar kepada orangtuanya dan selalu memaksakan kehendak. Ketika ayahnya sedang sakit keras, Kumbang memaksanya untuk menemani dirinya pergi berburu. “Tidakkah kau kasihan kepada ayahmu yang sedang sakit ini, Nak?” tanya ibunya dengan sedih, “Kau pergilah sendiri, Ibu akan membawakan kau bekal makanan “ Meskipun dengan bersungut-sungut, akhirnya Kumbang pergi berburu seorang diri. Sebelum ia pergi, ayahnya memberikan sesuatu kepadanya. “Bawalah ini. Ini adalah piring malawen. Jika kau mengalami kesulitan, lemparkanlah piring ini. Kelak kau akan tertolong.” kata sang ayah. Cerita Rakyat dari Kalteng Asal Usul Danau Malawen Baca kisah lengkap dongeng rakyat ini pada posting kami berikut ini Asal Usul Danau Malawen 5. Kumpulan Cerita Anak Kalimantan Kisah Pangeran Biawak Tersebutlah sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja mempunyai tujuh orang putri. Kesemuanya cantik dan menarik. Tujuh putri raja itu pun beranjak dewasa usianya. Sangat mengherankan, ketujuh putri itu tidak menampakkan keinginannya untuk segera berumah tangga. Sang Raja menjadi sedih hatinya. Ia berkehendak melihat putri-putrinya itu menikah sebelum ia meninggal dunia. Namun, ketika kehendak Sang Raja itu disampaikan, tujuh putri Sang Raja memberikan alasan yang senada. Kata Putri Sulung yang mewakili enam adik-adiknya, “Ampun Ayahanda, kami belum berminat menikah karena kami belum menemukan sosok yang pantas menjadi suami kami. Kami menghendaki calon suami kami adalah pemuda-pemuda yang tidak hanya tampan wajahnya, namun juga mempunyai kesaktian tinggi.” Kumpulan Cerita Anak Kalimantan Kisah Pangeran Biawak Baca dongeng rakyat Kalimantan ini pada link berikut ini 6. Dongeng Cerita Legenda Jaman Dulu dari Kalimantan Asal Muasal Sungai Mahakam Dahulu, di sekitar hulu Sungai Mahakam terdapat pondok yang dihuni oleh tiga bersaudara, yaitu Siluq, Ayus, dan Ongo. Suatu hari, Ayus dan Ongo hendak ke hutan. Sebelum pergi, Ayus membangunkan Siluq dan memintanya untuk memasak. “Baiklah, aku akan memasak. Tapi sepulang dari hutan, jangan kamu membuka tutup periuk. Cukup tambahkan kayu dalam apinya,” kata Siluq. Menjelang siang, Ayus dan Ongo pulang. Karena penasaran, Ayus membuka isi periuk. Ia terkejut karena melihat beberapa lembar daun padi. Siluq tahu bahwa Ayus telah melanggar janji. Ia marah, lalu pergi ke hilir sungai menaiki rakit. Ia membawa ayam jantan sakti miliknya. Karena merasa bersalah, Ayus menghalangi niat sang Kakak. Dongeng Cerita Legenda Jaman Dulu Baca kisah lengkapnya pada link berikut ini Dongeng Cerita Legenda Jaman Dulu dari Kalimantan Asal Muasal Sungai Mahakam Sumber dan Referensi Hampir semua cerita rakyat yang kami posting disini merupakan tulisan dari penulis lepas blog kami. Cerita rakyat pendek tersebut di kumpulkan dari berbagai legenda yang berkembang di masyarakat. Berikut beberapa sumber untuk dijadikan tulisan di blog ini fanspage ini berisi dongeng dan cerita rakyat Nusantara dan Dunia Channel youtube yang berisi kumpulan dongeng duniaKumpulan Cerita Rakyat KalimantanCerita Rakyat Indonesia Kesimpulan dan Pesan moral Jadilah anak yang baik agar kamu bisa hidup dengan bahagia dan disukai oleh orang akan mendapatkan balasan dari apa yang kita lakukan, jika kita berbuat baik maka akan mendapatkan balasan kebaikan, sedangkan jika kita berbuat buruk maka kita akan mendapatkan keburukan diri kita dengan banyak belajar dan membaca untuk keberhasilan dan kesuksesan kita di masa depan. Posting terkait lainnya Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Legenda Lok Si NagaCerita Legenda Naga – Dongeng Rakyat Kalimantan SelatanLegenda Cerita Batu Menangis – Dongeng Rakyat Kalimantan SelatanCerita Rakyat Sulawesi Barat dan Kalimantan TimurCerita Rakyat Kaltim Dongeng Kalimantan TimurCerita Rakyat dari Kalteng Kalimantan TengahDongeng Kalimantan Selatan Cerita Rakyat Gunung Batu BangkaiCerita Dongeng Rakyat Dari Kalimantan BaratCerita Rakyat Kalimantan Barat Paling Populer CERITARAKYAT KALIMANTAN TENGAH. Liang Saragih Singkat cerita, Saragi yang yatim berhasil memenuhi semua persyaratan yang diajukan raja. Bersama ibunya, Saragi dibawa ke istana. Asal Mula Danau Malawen Danau Malawen adalah sebuah danau yang terletak di Kabupaten Barito selatan,Buntok, Kalimantan Tengah, Indone Sama seperti daerah-daerah lainnya, Kalimantan Selatan juga memiliki kisah yang seru untuk disimak. Salah satunya adalah cerita rakyat Pangeran Biawak ini. Penasaran seperti apa? Mending langsung disimak saja kisah lengkapnya berikut Biawak adalah sebuah cerita rakyat asal Kalimantan Selatan. Kalau mungkin merasa kurang familier atau belum pernah membacanya, maka nanti kamu bisa menyimaknya di yang mengajarkan untuk tak meremehkan penampilan fisik orang lain ini seru banget, lho. Cocok jika kamu dongengkan kembali untuk adik, sepupu, keponakan, atau anakmu. Terlebih lagi, cerita ini memiliki nilai moral yang dapat dipetik dan diterapkan dalam kehidupan gimana kisah lengkapnya? Daripada kelamaan dan makin penasaran, kamu bisa langsung menyimak ringkasan, penjelasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya berikut ini, ya! Selamat membaca! Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaa di tepi sungai yang diperintah oleh seorang raja yang bijak dan baik hati. Raja tersebut memiliki tujuh orang putri yang semuanya berwajah cantik. Kian hari, usia raja sudah tak muda lagi. Anak-anak perempuannya sudah cukup umur untuk menikah. Namun hingga kini, belum ada laki-laki yang mau meminang mereka. Hal tersebut tentu saja membuat raja khawatir. Kalau nanti tiada, ia takut tidak akan ada yang menjaga anak-anaknya. Sebenarnya, para putri tersebut memang belum berniat untuk menikah. Mereka merasa belum menemukan seseorang yang cocok. Maka dari itu, sang raja kemudian memikirkan suatu cara supaya anak-anaknya menemukan pria yang cocok. Ia kemudian berpikiran untuk mengadakan sayembara. Pesertanya nanti tentu saja boleh dari kalangan mana pun. Mau miskin atau kaya, rakyat jelata atau bangsawan, semuanya boleh mengikuti sayembara tersebut. Kalau berhasil, mereka tentu saja akan mendapatkan hadiah. Nanti, laki-laki yang berhasil memenangkannya akan dinikahkan dengan salah satu putrinya. Syaratnya tentu saja tidak akan mudah. Mau tahu apakah itu? Laki-laki yang mengikuti sayembara tersebut harus berhasil membangun sebuah istana megah di seberang sungai dalam waktu yang singkat. Perihal Sayembara Para pengawal kemudian mengumumkan sayembara tersebut. Mereka menyebarkannya hingga ke pelosok desa. Setelah sayembara diumumkan, beberapa hari kemudian datanglah enam pemuda yang menyanggupi persyaratan tersebut. Masing-masing dari mereka harus menyelesaikan sebuah istana megah. Ajaibnya, dalam waktu yang cukup singkat, mereka bisa dengan mudah membangun istana tersebut. Namun, sepertinya masih ada yang kurang. Jembatan untuk menghubungkan istana utama dan enam istana yang baru dibangun belum ada. Maka dari itu, raja menunggu seorang pemuda lagi yang sanggup untuk membuatkan jembatan tersebut. Tak lama kemudian, datanglah seorang ibu tua yang membawa seekor biawak. “Ampun, Paduka. Hamba datang ke sini untuk mengikuti sayembara. Anak hamba sanggup untuk membangunkan sebuah jembatan besar seperti yang Baginda inginkan,” katanya. Raja tersebut menjawab dengan bijak. “Sayembara ini terbuka untuk siapa pun, termasuk anakmu.” “Meskipun hamba hanya seorang yang begitu rendah dan miskin?” tanya perempuan tua itu lagi. “Aku bukanlah orang yang suka membeda-bedakan. Aku juga memegang teguh janjiku. Kalau anakmu memang bisa membangun jembatan itu, maka ia akan kunikahkan dengan salah satu putriku.” Baca juga Legenda Asal-Usul Pulau Senua dan Ulasan Menariknya, Pulau yang Berbentuk Seperti Ibu Hamil Seekor Biawak Sumber YouTube – Dongeng Kita Setelah mendengarkan perkataan raja, wanita tua tersebut kemudian berbicara kepada biawak yang dibawanya. “Anakku, kamu sudah mendengar sendiri ucapan Paduka Raja, kan? Sekarang, buktikanlah kesanggupanmu itu.” Semua orang yang ada di istana, termasuk raja, begitu terkejut ketika mengetahui kalau anak yang dimaksud wanita tua itu ternyata seekor biawak. Mereka semakin terkejut ketika mengetahui kalau biawak tersebut dapat berbicara. “Baiklah, Ibu. Saya menyanggupi persyaratan dari Paduka Raja. Saya mohon restu, ya, Bu,” katanya. Tak ingin membuang-buang waktu, Biawak kemudian memulai pekerjaannya. Ia ternyata memiliki kesaktian yang luar biasa. Ia berhasil membangun jembatan penghubung hanya dalam waktu kurang dari semalam. Dirinya pun kemudian dinyatakan sebagai pemenang. Memilih Biawak Sesuai yang telah dijanjikan, si Biawak tentu berhak untuk menikahi salah seorang putri raja. Raja lalu bertanya kepada putri-putrinya mengenai siapa yang mau menikah dengan biawak tersebut. Sayang sekali, putri sulung hingga putri keenam raja menolak untuk dijadikan istri oleh biawak. Harapan terakhirnya kemudian jatuh ke putri bungsu. Tanyanya, “Bagaimana denganmu, Anakku? Apakah kamu juga menolak menikah dengan biawak yang memenangkan sayembara itu?” Berbeda dengan kakak-kakaknya, si bungsu tersenyum dan menjawab, “Ayah, sesungguhnya ucapan seorang raja haruslah terlaksana. Jika kakak-kakak tidak mau, hamba bersedia menikah dengan putra dari ibu itu.” Sebenarnya, Paduka Raja agak tidak ikhlas membiarkan putri bungsunya menikah dengan Biawak. Akan tetapi, janji memang harus ditepati. Akhirnya, ia merelakan si Bungsu untuk menikah dengan si Biawak. Baca juga Kisah Ikan Sakti Sungai Janiah dan Ulasan Menariknya, Ketika Anak Tak Menuruti Perintah Ibunya Pernikahan Putri Bungsu dan Biawak Raja kemudian menggelar pesta yang cukup meriah untuk merayakan pernikahan putri bungsunya itu. Setelah pesta usai, Putri Bungsu lalu menempati kemarnya bersama bersama Biawak. Saking lelahnya, Putri Bungsu pun tertidur. Sementara itu, Biawak hanya berdiam di sudut ruangan. Saat tengah malam tiba, Putri Bungsu yang sedang tertidur tiba-tiba bangun. Saat menoleh ke samping, ia kaget sekali ketika mendapati ada seorang laki-laki berwajah tampan berbaring di sampingnya. Wanita itu kemudian berteriak begitu keras dan menyebutkan ada orang asing di kamarnya. Hal itu tentu saja membuat para pengawal berdatangan. Namun, sesampainya di kamar para pengawal tidak mendapati ada orang asing di sana. Sang putri juga merasa heran karena laki-laki yang berbaring di sampingnya tiba-tiba saja menghilang. Ia kemudian menjadi sangat penasaran dan bertanya-tanya. Apakah dirinya hanya bermimpi? Tapi, ia bisa dengan jelas melihat pria tampan itu. Yang lebih mengherankan lagi, ia juga tidak menemukan suaminya yang berwujud biawak di kamar. Pokoknya, ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Rahasia yang Terungkap Keesokan malamnya, Putri Bungsu berpura-pura untuk tidur lebih awal. Ketika merasakan gerakan di tempat tidur, ia kemudian menggerakkan tubuhnya untuk menghadap ke sang suami. Ia melihat laki-laki tampan itu lagi yang seperti hendak kabur. Ia lalu memegang tangan pria tersebut dan berkata, “Sebenarnya kamu itu siapa? Mengakulah saja sebelum aku berteriak memanggil prajurit lagi.” Namun, pria tersebut menimpalinya dengan tenang. “Tenanglah, kamu tidak perlu berteriak-teriak seperti itu istriku.” “Apa maksudmu? Kamu jangan sembarangan kalau biacara, ya! Suamiku itu adalah seekor biawak.” “Ini adalah aku yang sebenarnya. Coba lihatlah kulit biawak yang aku letakkan di sudut kamar itu. Aku dulu melakukan sebuah kesalahan yang begitu fatal. Maka dari itu, aku dikutuk menjadi seekor biawak,” jelasnya. Setelah mendengar penjelasan tersebut, Putri Bungsu pun mengerti. “Lantas, adakah yang bisa dilakukan untuk melepas kutukanmu itu, Suamiku?” “Tentu saja. Aku akan terbebas dari kutukan tersebut apabila wanita yang bersedia menikah denganku membakar kulit biawak tersebut,” jawabnya. Tidak buang-buang waktu lagi, wanita tersebut kemudian mengambil kulit biawak lalu membakarnya. Sejak saat itu, pria tersebut tidak lagi berubah wujud menjadi seekor biawak. Putri Bungsu dan suaminya pun hidup bahagia. Sementara itu, kakak-kakaknya merasa sangat menyesal karena menolak menikah dengan biawak yang ternyata seorang pangeran yang tidak hanya sakti, tetapi juga tampan. Baca juga Legenda Batu Gantung Danau Toba dan Ulasannya, Kisah Tragis Wanita Cantik dari Sumatera Utara Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Pangeran Biawak Sumber Wikimedia Commons Gimana sinopsis lengkap cerita rakyat Pangeran Biawak asal Kalimantan Selatan di atas? Seru banget untuk disimak, kan? Nah selanjutnya, di sini kamu juga bisa menemukan penjelasan singkat dari unsur-unsur intrinsik yang membangun kisah tersebut. Selengkapnya, bisa kamu baca berikut 1. Tema Inti cerita atau tema dari cerita rakyat Pangeran Biawak ini adalah harus menepati janji dan menerima pasangan apa adanya. Sama seperti raja yang tetap memenuhi janjinya dan Putri Bungsu yang menerima suaminya. 2. Tokoh dan Perwatakan Sementara itu, ada beberapa tokoh dari cerita rakyat Pangeran Biawak yang akan diulik. Yang pertama adalah sang raja. Ia adalah seorang yang adil, bijaksana, dan begitu menyayangi putrinya. Selain itu, ia adalah orang yang memegang teguh janjinya. Tokoh yang kedua adalah Putri Bungsu. Ia adalah seorang anak yang patuh. Ia juga seorang yang baik hati dan tidak menilai seseorang hanya dari bentuk fisiknya saja. Selanjutnya, tentu saja ada kakak-kakak dari Putri Bungsu. Bisa dibilang, mereka adalah orang-orang yang egois dan menghakimi orang dari penampilannya. Kemudian yang terakhir adalah Pangeran Biawak. Ia merupakan seseorang yang cakap dan tidak mudah putus asa. Beruntung sekali dirinya berhasil mendapatkan Putri Bungsu yang mau mencintainya meski masih berwujud biawak. 3. Latar Karena hikayat Pangeran Biawak ini berasal dari Kalimantan Selatan, maka secara umum latar tempatnya terjadi di daerah tersebut. Akan tetapi, dalam cerita juga disebutkan latar tempatnya secara spesifik, yaitu sebuah istana di pinggir sungai. Sementara itu, kamu juga bisa menemukan setting waktu cerita ini. Salah satu contohnya adalah terjadi di malam hari. 4. Alur Untuk alurnya sendiri, cerita rakyat Pangeran Biawak menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dari raja yang mengadakan sayembara dan yang berhasil akan dinikahkan dengan anaknya. Kemudian ada seekor biawak ajaib yang mengikuti sayembara tersebut dan berhasil. Ia kemudian menikah dengan si Putri Bungsu. Ternyata, pangeran tersebut adalah laki-laki tampan yang terkena kutukan. Di akhir cerita, Putri Bungsu dapat menghilangkan kutukan tersebut dan mereka hidup bahagia selamanya. 5. Pesan Moral Dari cerita rakyat Pangeran Biawak ini, kamu bisa memetik beberapa amanat atau pesan moral. Salah satunya adalah jangan hanya melihat orang dari tampilan fisiknya. Pangeran Biawak pada awalnya diremehkan oleh putri-putri yang lain karena dianggap menjijikkan. Tapi nyatanya, ia sebenarnya seorang pangeran yang dikutuk. Selanjutnya, kamu harus menepati janji yang telah dibuat. Sama seperti raja yang menepati janjinya untuk menikahkan sang pemenang sayembara dengan putrinya. Tak hanya itu saja, kamu harus tulus karena melakukan sesuatu. Ketulusanmu itu pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti apa yang dialami oleh Putri Bungsu. Dan yang terakhir, kamu jangan mudah berputus asa seperti Pangeran Biawak. Pada awalnya, mungkin mendapatkan gadis yang tulus mencintainya itu sulit karena bentuk fisiknya. Namun, ia mendapatkan orang yang tepat. Selain unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik yang membangun kisah tersebut. Unsur ekstrinsik biasanya berkaitan erat dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai yang telah dipegang teguh. Baca juga Kisah Asal-Usul Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan Beserta Ulasannya yang Menarik untuk Dibaca Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Pangeran Biawak asal Kalimantan Selatan Sumber YouTube – Dongeng Kita Tadi, kamu sudah menyimak ringkasan dan penjelasan unsur intrinsik di atas, kan? Eitss… tapi tunggu dulu karena ulasan ini belum selesai. Selanjutnya, kamu bisa membaca fakta menarik tentang kisah tersebut berikut ini 1. Versi Lain Namanya juga cerita rakyat yang dulunya diceritakan secara lisan, sedikit perbedaan pada plot dan nama tokoh adalah hal yang biasa. Kalau dalam versi ini, sang raja bertanya kepada putri-putrinya mengenai syarat untuk sayembara. Salah satu syaratnya, orang tersebut harus memiliki kesaktian dan bisa membangun sebuah istana yang megah untuk ditinggali bersama. Pada awalnya, mereka sudah mendapatkan enam pemuda sakti yang berhasil membangun istana dalam sekejap. Setelah selesai, ternyata masih kurang sebuah jembatan yang menghubungkan istana yang lama dan baru. Nah untuk kelanjutannya, kisahnya hampir sama seperti yang telah kamu baca di atas. Hanya saja, ada perbedaan di bagian akhirnya. Saat semuanya sudah menikah dan identitas Pangeran Biawak diketahui, hal itu membuat kakak-kakak Putri Bungsu merasa iri. Mereka merasa menyesal telah menolak Pangeran Biawak yang ternyata merupakan seorang laki-laki yang begitu tampan. Setelah itu, putri-putri tersebut kemudian menyuruh suami-suaminya untuk berdagang ke tempat yang jauh. Masing-masing dari mereka kemudian memelihara seekor biawak di kamarnya. Mereka berharap biawak tersebut bisa berubah menjadi lelaki tampan. Namun tentu saja, itu adalah hal yang sangat mustahil. Bukannya mendapati lelaki tampan di kamarnya, mereka kemudian malah kesakitan karen digigit oleh biawak-biawak liar tersebut. Para pengawal yang mendengar para putri kesakitan kemudian menyusul ke ruangannya. Tak menunggu waktu lama, mereka kemudian membuang biawak-biawak liar itu. Keesokan harinya, kakak-kakak Putri Bungsu kemudian minta maaf kepada adiknya. Mereka sadar kalau adiknya beruntung mendapatkan seorang lelaki yang tampan karena ketulusan hatinya. Tidak seperti mereka yang hanya melihat seseorang dari rupanya saja. Baca juga Kisah Hikayat Si Miskin dan Ulasan Lengkapnya yang Mengandung Nilai-Nilai Bijak Kehidupan Sudah Puas Menyimak Cerita Rakyat Pangeran Biawak di Atas? Demikianlah hikayat Pangeran Biawak asal Kalimantan Selatan yang bisa kamu simak di PosKata. Gimana, nih? Semoga saja nggak cuma menghibur, tetapi bermanfaat, ya! Kalau misalnya masih kurang puas, kamu bisa mengecek artikel-artikel lain yang nggak kalah seru. Beberapa di antaranya ada legenda Salatiga, dongeng Kelinci dan Kura-Kura, Damarwulan, dan asal-usul Gunung Semeru. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menyimak dongeng dari Barat dan kisah para nabi di sini, lho. Lengkap banget, kan? Maka dari itu, baca terus PosKata, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. JalannyaPerlawanan Rakyat Aceh. Aceh sudah melakukan beberapa persiapan untuk menghadapi perang ini. Misalnya membangun pos-pos pertahanan, peningkatan jumlah pasukan, dan pasokan senjata. Tentara Belanda menginjakkan kaki di Serambi Mekah pada tanggal 5 April 1873. Pasukan Aceh yang terdiri atas para ulebalang, ulama, dan rakyat tidak mudah Legenda Sangi sang pemburu adalah salah satu dari kumpulan kumpulan cerita rakyat Kalimantan yang diwariskan secara turun temurun. Kisah dongeng anak Sangi sang pemburu tepatnya berasal dari Kalimantan Tengah dan konon menjadi asal muasal Sungai Sangi. Percaya atau tidak sungai sangi hingga saat ini masih dianggap keramat dan ditakuti warga sekitarnya. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Sangi Sang Pemburu Syahdan di daerah aliran Sungai Mahoroi hiduplah seorang lelaki bernama Sangi. Ia dikenal sebagai pemburu tangguh. Piawai ia menyumpit. Sangat jarang sumpitannya meleset dari sasaran yang dibidiknya. Pada suatu hari ia kembali berburu di hutan. Ketika itu Sangi merasakan keanehan yang sangat mengherankannya. Sama sekali ia tidak melihat seekor hewan buruan. Tidak juga hewan-hewan besar maupun hewan-hewan kecil. Karena tidak juga menemukan hewan buruan setelah berusaha keras mencari, Sangi pun berniat pulang kembali ke rumahnya. Hatinya kesal berbaur sedih. Serasa untuk pertama kali dalam perburuannya, Sangi pulang dengan tangan hampa. Dalam perjalanan pulangnya, Sangi melewati pinggir sungai. Terbelalak ia ketika melihat kondisi pinggir sungai itu yang terlihat keruh. Sangi mengerti, itu pertanda ada babi hutan yang baru saja minum air dari sungai itu. Dengan hati-hati Sangi meneliti. Benar dugaannya. Ia menemukan jejak-jejak kaki babi hutan di tanah di dekat sungai itu. Sangi pun bergegas mengikuti jejak kaki tersebut. Sangi akhirnya menemukan babi hutan itu. Namun, sangat mengerikan keadaannya. Sebagian tubuh babi hutan itu telah berada di dalam mulut seekor ular raksasa! Sangi hanya terdiam, tidak sempat ia berlari atau bersembunyi. Sementara itu si ular raksasa terus berusaha menelan mangsanya. Beberapa kali ia berusaha namun babi hutan itu tidak juga berhasil ditelannya. Akhirnya dikeluarkannya lagi tubuh babi hutan itu. Pandangan galaknya segera tertuju kepada Sangi. Seketika itu si ular raksasa menjelma menjadi seorang pemuda gagah berwajah tampan. Ia berjalan tenang menghampiri Sangi. Katanya seraya memegang tangan Sangi, “Telanlah utuh-utuh babi hutan itu!” Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Sangi Sang Pemburu Sangi sangat terkejut. “Aku … aku tidak bisa melakukannya …” “Cepat lakukan!” bentuk si pemuda. Sangi menurut. Ditangkapnya babi hutan itu dan kemudian menelannya. Sangat mengherankan, ia mampu menelan tubuh babi hutan itu utuh-utuh! “Karena engkau telah melihatku ketika menelan babi hutan, maka kini engkau pun menjadi ular jadi jadian!” kata si pemuda. Si pemuda jelmaan ular itu lantas menjelaskan bahwa Sangi yang telah menjadi ular jadi jadian itu akan dapat hidup abadi dan mempertahankan kemudaannya. “Semua itu akan terjadi jika engkau dapat menjaga rahasiamu ini. Sekali rahasiamu ini engkau buka, maka engkau akan menjadi ular raksasa! Engkau paham?” Sangi berjanji untuk tidak sekali-kali membocorkan rahasia dirinya itu. Jika diminta memilih, ia tidak ingin menjadi ular raksasa. Ia tetap ingin menjadi manusia. Sangat senang pula ia jika dapat hidup abadi dan mempertahankan kemudaannya jika ia mampu menjaga rahasia besar dirinya itu sesuai pesan si pemuda jelmaan ular raksasa. Sejak saat itu Sangi senantiasa menutup rapat-rapat rahasianya. Kepada siapa pun juga ia tidak mengungkapkannya. Termasuk kepada istri dan anak-anaknya maupun juga kerabat dekatnya. Namun, anak-anak Sangi yang merasa keheranan dan penasaran. Sejak mereka masih kanak-kanak hingga dewasa dan akhirnya tua, mereka mendapati ayah mereka tetap muda. Ayah mereka tetap seperti pemuda meski umurnya telah mencapai seratus lima puluh tahun! Berawal dari keheranan dan penasaran itu anak-anak Sangi pun berulang-ulang bertanya pada Sangi, mengapa Sangi tetap terlihat muda meski telah sangat panjang usianya. Semula Sangi masih dapat menjaga rahasianya dengan mengemukakan berbagai alasan. Namun, karena keluarganya terus mendesaknya dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, jengkel pula Sangi dibuatnya. Sangi yang tidak tahan lagi akhirnya membuka rahasia dirinya. Akibatnya, tubuh Sangi mengalami perubahan. Sangi berubah menjadi ular raksasa. Dengan kemarahan yang meluap, Sangi pun mengutuk, “Kalian semua akan mati seluruhnya dalam waktu singkat dalam pertikaian antar sesamamu!” Sangi kemudian mengambil harta kekayaannya yang berupa keping-keping emas yang disimpannya dalam sebuah guci besar. Ia lantas menuju Sungai Kahayan dan memutuskan menjadi penjaga Sungai Kahayan di bagian hulu. Seketika tiba di pinggir Sungai Kahayan, Sangi menyebarkan emas-emas miliknya seraya mengemukakan kutukannya, “Siapa saja yang berani mendulang emas di daerah ini, maka ia akan mati tak lama setelah itu! Emas hasil dulangannya akan dipergunakan untuk mengupacarakan kematiannya!” Maka sejak saat itu anak Sungai Kahayan tempat di mana Sangi menjaga itu kemudian disebut Sungai Sangi. Sungai itu sangat dikeramatkan orang. Mereka tidak berani mendulang emas di tempat itu meski mereka meyakini emas sebesar labu kuning banyak terdapat di sana. Semuanya takut terkena kutukan Sangi. Ketakutan mereka tampaknya beralasan, karena tidak sedikit dari penduduk yang mengaku pernah melihat ular raksasa sedang duduk bersantai di atas bongkahan batu sungai saat bulan purnama di musim kemarau. Mereka yakin, ular raksasa itu adalah jelmaan Sangi. Pesan moral dari Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Sangi Sang Pemburu adalah janji hendaklah ditepati. Selain itu, rahasia diri dan keluarga hendaklah ditutup rapat-rapat. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Pesut Mahakam Dari Judul dongeng cerita rakyat nusantara kali ini tentunya adik-adik bisa menebak bahwa cerita rakyat kali ini berasal dari Kalimantan Timur. Legenda Ikan Pesut yang ada di Mahakam dihubungkan oleh masyarakat Kalimantan Timur dengan kisah yang akan Kakak ceritakan kali ini. Penasaran dengan ceritanya? Ini dia kisahnya. Tesebutlah sebuah keluarga yang hidup di rantau Mahakam pada zaman dahulu. Keluarga itu terdiri dari sepasang suami istri beserta dua anak mereka yang terdiri dari seorang anak lelaki dan seorang anak perempuan. Keluarga itu mengupayakan pertanian untuk menopang kehidupan mereka. Hasil perladangan dan perkebunan mereka banyak hingga mereka dapat hidup berkecukupan. Keluarga itu pun berbahagia. Kebahagiaan keluarga itu tampaknya tidak berlangsung lama. Sang Ibu mendadak jatuh sakit. Meski telah diupayakan untuk diberi ramuan obat-obatan dan juga didatangkan beberapa tabib untuk mengobati, namun penyakit yang diderita sang Ibu bertambah parah. Hingga akhirnya sang Ibu pun menghembuskan napas terakhirnya. Sepeninggal sang Ibu, sang Ayah lantas menikah lagi dengan seorang perempuan yang baru dikenalnya dalam sebuah pesta. Tidak jelas asal-usul perempuan itu. Ia pun menjadi ibu pengganti dua anak piatu tersebut. Ternyata, perempuan itu kejam sifatnya terhadap kedua anak tirinya. Si ibu tiri memerintahkan kedua anak itu bekerja keras di rumah. Semua pekerjaan rumah dibebankan kepada keduanya untuk mengerjakannya. Jika kedua anak itu dilihatnya malas-malasan, si ibu tiri tidak jarang memukul dan menganiaya dua anak tirinya itu. Adapun makanan yang diberikannya kepada dua anak tirinya itu adalah makanan sisa dari ayah keduanya. Ayah kedua anak itu sesungguhnya mengetahui tindakan kejam istrinya terhadap dua anaknya itu. Namun, ia hanya diam saja karena rasa cinta dan sayangnya kepada istrinya. Pada suatu hari ibu tiri itu memerintahkan dua anak tirinya untuk mencari kayu bakar di hutan. “Jangan kalian pulang sebelum kalian mendapatkan banyak kayu bakar,” perintah si ibu tiri. Kumpulan Kumpulan Cerita Rakyat Legenda Pesut Mahakam Kedua anak itu berangkat menuju hutan. Mereka bekerja keras untuk mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Meski telah seharian bekerja keras, kayu bakar yang mereka dapatkan mereka anggap belum cukup banyak. Keduanya lantas memutuskan untuk bermalam di hutan itu. Mereka berniat melanjutkan pencarian kayu bakar keesokan harinya. Keesokan harinya kedua anak itu kembali mencari dan mengumpulkan kayu bakar. Hingga tengah hari keduanya mencari hingga akhirnya mereka hentikan pencarian karena mereka merasa sangat lapar. Mereka berusaha mencari sesuatu yang dapat mereka makan. Namun, karena makanan yang mereka cari tidak mereka temukan, keduanya hanya bisa terduduk. Tak berapa lama kemudian keduanya tergeletak di atas tanah karena tubuh mereka lemas. Tiba-tiba muncul seorang kakek yang lantas menyapa keduanya. Kedua anak itu menceritakan kejadian yang mereka alami. Si kakek sangat iba hati. Katanya kemudian seraya menunjuk ke suatu tempat di hutan itu, “Pergilah kalian ke tempat itu. Di sana banyak tumbuh aneka tanaman buah. Kalian bisa mengambil dan memakannya hingga kalian tidak lagi kelaparan.” Dua anak itu akhirnya menemukan aneka tanaman buah seperti yang disebutkan si kakek. Mereka memakan buah-buahan yang telah masak dengan sangat lahapnya hingga keduanya merasa kenyang. Setelah perut mereka kenyang, keduanya memutuskan untuk kembali ke rumah seraya membawa kayu bakar yang banyak. Dua kakak beradik itu amat terperanjat ketika tiba di rumah, Rumah mereka terlihat kosong Ayah dan ibu tirinya ternyata telah pergi membawa semua harta benda mereka. Dua anak itu memutuskan untuk mencari ayah mereka. Beberapa tetangga yang merasa iba dengan nasib dua anak itu akhirnya menukarkan makanan mereka dengan kayu bakar. Dengan bekal makanan itulah dua anak itu pergi mencari ayah mereka. Keduanya terus berjalan hingga dua hari dua malam. Perbekalan mereka pun akhirnya habis. Beruntung mereka menemukan rumah seorang kakek. Si kakek menolong keduanya. Tidak hanya memberikan makanan, si kakek juga memberitahukan ke mana orangtua dua anak itu berada. Dua anak itu kembali melanjutkan perjalanan. Tibalah keduanya di tempat yang ditunjukkan si kakek setelah mereka menempuh perjalanan selama dua hari dua malam. Mereka menemukan sebuah rumah. Terperanjat bercampur gembira keduanya ketika mendapati pakaian ayah mereka tersampir di tali jemuran. Mereka bergegas memasuki rumah itu. Ayah dan ibu tiri mereka tidak mereka temukan di dalam rumah. Yang mereka temukan adalah bubur yang tengah dimasak di dalarn periuk. Si kakak tidak lagi bisa menahan rasa Iaparnya. Bubur yang masih berada di dalam periuk itu lantas diambil dan dimakannya. Ia sangat kepanasan. Si adik tidak mau ketinggalan. Bubur yang masih panas itu pun dimakannya, Ia juga kepanasan. Keduanya lantas berlarian untuk mencari sesuatu yang dapat membuat tubuh keduanya dingin. Mereka mencari sungai. Namun, karena sudah tidak tahan dengan panas yang mereka rasakan, keduanya bergantian memeluk batang-batang pisang Batang-batang pisang menjadi layu dan kering setelah mereka peluk. Ketika keduanya akhirnya menemukan sungai, kakak beradik itu langsung terjun ke dalam sungai. Ayah dan ibu tiri dua anak itu kembali ke rumah. Keduanya keheranan saat mendapati banyak pohon pisang yang Iayu dan hangus. Si Ayah sangat terkejut ketika tiba di rumah dan mendapati dua mandau milik anaknya tergeletak di dapur Ia dan istrinya lantas bergegas mencari. Keduanya akhirnya tiba di sungai. Mereka melihat dua ekor ikan besar yang senantiasa menyemburkan air dari kepalanya yang mirip dengan kepala manusia. Seumur hidupnya si ayah belum pernah menyaksikan ikan seperti itu. Si ayah yang keheranan bertambah heran saat mendapati istrinya telah menghilang secara gaib. Sadarlah dirinya jika istrinya itu adalah makhluk gaib. Ia sangat menyesal karena beristrikan makhluk gaib yang menyebabkannya berpisah dengan dua anaknya. Berita perihal dua ikan dengan kepala menyerupai kepala manusia itu segera tersebar. Warga berbondong-bondong datang ke sungai itu untuk membuktikan. Mereka terheran-heran ketika akhirnya melihat dua ekor ikan besar yang berulang-ulang menyembulkan kepalanya ke permukaan air sungai seraya menyemburkan air. Mereka pun menamakannya ikan pesut. Ikan yang mereka percayai merupakan penjelmaan dua anak yang berusaha menemukan ayah mereka yang telah terbujuk perempuan makhluk gaib hingga meninggalkan keduanya. Pesan moral dari kumpulan kumpulan cerita rakyat legenda pesut mahakam adalah sebelum melakukan suatu tindakan hendaklah kita memikirkan dan mempertimbangkan masak-masak. Kecerobohan akan menyebabkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari.
CeritaRakyat Dari Kalimantan. Legenda ikan pesut yang ada di mahakam dihubungkan oleh masyarakat kalimantan timur dengan kisah yang akan kakak ceritakan kali ini. Cerita rakyat kalimantan selatan pb 398.209 598 4 akb p kisah datu diyang penulis : Legenda danau lipan pada masa lampau tersebutlah sebuah kerajaan di muara kaman, kutai, yang
Jumlah Pengunjung 25,001 Cerita Rakyat Kalimantan Selatan merupakan legenda yang sudah ada dari generasi ke generasi, dan menjadi bagian dari budaya disana. Kalimantan Selatan adalah sebuah provinsi yang berada di selatan wilayah pulau Kalimantan dengan Suku Banjar sebagai suku yang mendominasi kawasan ini. Berikut Ini Adalah 5 cerita rakyat Kalimantan Selatan yang cukup terkenal yang bisa kamu ceritakan. Baca Juga Inilah Cerita Rakyat Maluku yang Paling Terkenal sampai sekarang Daftar Cerita Rakyat Dari Bali yang Terkenal sampai kini 1. Awang Sukma dan Telaga Bidadari Awang Sukma Dan Telaga Bidadari – Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang paling terkenal yang pertama adalah cerita tentang Awang Sukma Dan Telaga Bidadari. Ada seorang lelaki muda rupawan bernama Awang Sukma yang tinggal di hutan bertelaga jernih, dan hidup seorang diri. Selain berwajah tampan, dia juga mahir meniup suling. Lagu-lagunya dapat menyentuh perasaan siapa saja yang mendengarnya. Hingga satu hari dia terbangun dari tidurnya, karena terkejut oleh suara hiruk pikuk sayap-sayap yang mengepak. Dia tidak percaya pada pemandangan yang ada di depan matanya. Ada tujuh putri cantik yang turun dari angkasa, dan terbang menuju telaga. Dari tempat persembunyiannya, Awang Sukma dapat menatap ketujuh putri yang sedang berenang tersebut. Tidak ada satupun dari mereka yang menyadari, jika salah satu dari pakaiannya hilang. Awang Sukma mengambil dan menyembunyikan pakaian salah seorang putri. Kemudian, dia menyembunyikannya ke dalam sebuah lumbung padi. Putri yang kehilangan pakaiannya adalah putri bungsu yang paling cantik. Akibatnya, dia tidak dapat terbang kembali ke kahyangan. Saat dirinya sedang ketakutan dan kesal, Awang Sukma keluar dari mengajak si putri bungsu untuk tinggal bersamanya. Karena merasa bahwa putri bungsu itu jodohnya dia pun meminangnya. Sang putri menerima pinangan tersebut, dan menjadi istri dari Awang Sukma, hingga memiliki seorang anak perempuan yang cantik bernama Kumalasari. Ketika satu hari Putri bungsu sedang memburu seekor Ayam, tidak sengaja matanya tertuju pada sebuah lumbung padi. Betapa terkejut dirinya saat menemukan pakaiannya kembali. Kemarahan mulai berkecamuk di dalam dirinya, bercampur dengan rasa cinta kepada suaminya. Dengan berat hati, putri bungsu memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Setelah selesai mengenakan pakaiannya, dia menggendong Kumalasari, yang belum genap berusia setahun. Sambil menangis, dia memeluk dan mencium putrinya. Kumalasari pun ikut menangis. Tangis ibu dan anak itu, membuat Awang Sukma terjaga dari tidurnya. Dia terpana ketika melihat sang istri telah mengenakan pakaiannya. Seketika itu pula dia tersadar, bahwa saat perpisahan telah tiba. Sambil menangis, putri bungsu pun berpesan kepadanya, untuk mengambil tujuh biji kemiri, dan memasukkannya ke dalam bakul, jika Kumalasari merindukannya. Awang Sukma harus menggoncangkan bakul tersebut, sambil melantunkan lagu dengan sulingnya. Hal tersebut adalah satu-satunya cara, agar putri bungsu datang kembali untuk menjumpai anak dan suaminya. Pesan istrinya itu dia lakukan. Namun, sebesar apapun kerinduannya terhadap sang istri, mereka tidak mungkin bersatu lagi. 2. Putri Junjung Buih – Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Putri Junjung Buih – foto ig kesultananbanjar_official Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang paling terkenal kedua adalah cerita tentang kisah Putri Junjung Buih. Ada sebuah kerajaan bernama Amuntai di Pulau Kalimantan, yang rajanya adalah dua bersaudara. Kedua bersaudara itu bernama Patmaraga atau Raja Tua, dan adiknya Sukmaraga atau Raja Muda. Kedua raja yang rukun tersebut, sayangnya belum memiliki keturunan. Namun hasrat Sukmaraga untuk memperoleh anak, ternyata lebih besar daripada sang kakak. Dia terus berdoa kepada para dewa, agar mendapatkan putra kembar. Akhirnya para dewa mengabulkan permohonan itu, dengan syarat harus bertapa dahulu di suatu pulau. Setelah bertapa sekian lama, datanglah sebuah wangsit, yang meminta istrinya untuk memakan Burung Katsuba. Singkat cerita, sang permaisuri mengandung dan lahirlah sepasang bayi kembar yang sehat dan rupawan. Kabar tersebut memacu semangat Patmaraga untuk juga segera memiliki anak. Rupanya para dewa mengabulkan permintaan Raja Tua, namun dengan cara berbeda. Ketika sedang melewati sungai, dia melihat seorang bayi perempuan yang terapung di sungai, dan berada di atas gumpalan buih. Bayi tersebut kemudian mendapat julukan Putri Junjung Buih. Yang sungguh mengejutkan, ternyata bayi tersebut mampu berbicara. Bayi tersebut meminta selembar kain dan sehelai selimut yang harus ditenun, dalam waktu setengah hari. Raja Tua menyayembarakan permintaan tersebut. Siapapun yang memenangkannya, akan menjadi pengasuh sang bayi. Seorang perempuan bernama Ratu Kuripan memenangkan sayembara itu. Rupanya tidak hanya cakap dalam menenun, dia juga memiliki kekuatan gaib, sehingga mampu memenuhi permintaan sang bayi. Raja Tua memenuhi janjinya, dan mengangkat Ratu Kuripan menjadi pengasuh Putri Junjung Buih, hingga dewasa. 3. Mandin Tangkaramin Air Terjun Mandin Tangkaramin – Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang terkenal berikutnya adalah cerita tentang air terjun mandin Tangkaramin. Disikahkan dulu Di sebuah desa bernama Malinau, hiduplah dua orang pemuda bernama Bujang Alai dan Bujang Kuratauan. Kedua pemuda itu selalu hidup bermusuhan, karena sifat mereka yang sangat bertentangan. Bujang Alai merupakan putra seorang kaya dan berwajah tampan. Namun sayang kelebihannya itu membuatnya tumbuh menjadi pemuda yang angkuh. Sedangkan Bujang Kuratauan memiliki wajah yang biasa biasa saja, dan berasal dari keluarga sederhana. Bujang Alai senantiasa menyelipkan keris di pinggangnya. Tidak jarang dia berlaku sewenang wenang terhadap orang lain, terutama yang miskin. Namun tidak ada seorangpun yang berani melawannya karena mereka takut kepada ayah Bujang Alai. Berbeda dengan saudaranya, Bujang Kuratauan merupakan sosok pemuda yang sopan dan hormat terhadap siapa saja. Bujang Kuratauan juga selalu membawa senjata berupa parang bungkul jika bepergian. Hal itu semata mata hanya untuk membela diri. Pada satu hari terjadilah pertikaian antara dua pemuda tersebut, yang berakhir dengan pertempuran sengit, dan harus berlanjut hingga keesokan harinya. Pertempuran di hari kedua terjadi di sebuah air terjun bernama di Mandin Tangkaramin. Bujang Alai akhirnya tewas dalam pertempuran besar tersebut. Keluarga Bujang Alai tidak dapat menerima kematiannya. Sang Ayah berniat menuntut balas kematian anaknya, dan berencana menyerang Bujang Kuratauan dan keluarganya. Setelah tahu rencana balas dendam tersebut, Bujang Kuratauan dan ayahnya segera mengatur siasat. Seluruh keluarga Bujang Kuratauan menyalakan obor, dan berlari sambil memegangnya di dalam gelap. Kemudian, membuang semua obor tersebut ke dasar sungai Mandin Tangkaramin. Keluarga Bujang Alai yang sedang berselimutkan dengan kemarahan, berlari mengejar obor-obor tersebut, tanpa melihat dimana mereka berada. Setelah sesaat, terdengarlah teriakan keluarga Bujang Alai yang jatuh ke dasar sungai. Tubuh seluruh anggota keluarga Bujang Alai dan para pengikutnya jatuh terhempas menghantam bebatuan tajam di dasar sungai. Cucuran darah yang mengalir, membuat semua batu di air terjun berwarna merah. Hingga saat ini masyarakat sekitar percaya, bahwa bongkahan batu besar berwarna merah tersebut,merupakan batu yang terkena darah keluarga Bujang Alai. Mereka menyebutnya Manggu Masak. 4. Gunung Batu Bini & Gunung Batu Laki Gunung Batu Bini dan Gunung Batu laki – foto adyalbagaits1234 Cerita Gunung Batu Bini dan GUnung Batu Laki juga termasuk Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang juga sangat terkenal. Dahulu ada Angui seorang pemuda yang cekatan dan rajin bekerja. Ia tinggal bersama ibunya yang sudah tua bernama Diang Ingsung. Sewaktu kecil, Angui sering pergi mencari ikan di sungai bersama ibunya dengan sampan dari kayu. Ketika sudah dewasa, setiap hari ia pergi mencari rotan ke hutan dan menjualnya. Setelah mengumpulkan rotan, ia membersihkan dan mengikatnya dengan sangat rapi. Pada suatu hari, seorang saudagar datang ke desa itu untuk mengambil rotan dan menukarkannya dengan bahan-bahan kebutuhan pokok. Angui pun ikut menyerahkan semua rotan tersebut, untuk menukarkannya dengan bahan makanan. Saudagar tersebut terkesan melihat ketelatenan Angui saat membersihkan dan mengikat semua rotannya. Kemudian dia pun mengajak Angui untuk berlayar. Angui pulang ke rumah dengan perasaan gembira, dan meminta izin untuk ikut berlayar, walaupun harus meninggalkan ibunya sendirian. Setelah bertahun-tahun Angui bekerja dengan rajin, dan menikahi putri sang saudagar. Tidak berapa lama kemudian, saudagar itu meninggal dunia. Angui dan istrinya pun mendapatkan semua harta saudagar tersebut. Kemudian, Angui berniat untuk mengunjungi ibunya. Istrinya pun menyambut gembira ajakan suaminya. Angui pun meminta anak buahnya menyiapkan perjalanan mereka ke kampung Angui dengan menggunakan kapal yang besar dan megah. Diang Ingsung yang sudah tua renta dan sakit-sakitan bersusah payah untuk mendatangi kapal anaknya di pelabuhan, dengan sampan kayunya. Angui terkejut melihat seorang nenek kumal di atas sampan kayu, yang mendekati kapalnya. Walaupun dia mengenai bahwa itu adalah ibunya, namun dia malu mengakuinya, dan menyuruh anak buahnya untuk mengusirnya. Dengan perlahan, kapal besar itu pun perlahan menjauh dari pantai. Betapa hancur hati Diang Ingsung, karena perilaku anaknya itu. Sambil menangis, dia berdoa agar anaknya menjadi batu beserta segala kekayaannya. Tiba-tiba, langit mendung. Hujan turun dengan derasnya, beserta badai dan petir yang saling menyambar. Kapal Angui terhempas badai dan petir berkali-kali, hingga terbelah menjadi dua. Satu bagian berisi istri dan dayang-dayangnya, sedangkan bagian lainnya adalah Angui dan para awak kapal. Kedua bagian yang terbelah itu pun pelan-pelan karam. Angui sempat berteriak, dan meminta pertolongan ibunya. Namun Diang Ingsung tidak bergeming mendengar teriakan anaknya, ia tetap mendayung sampannya hingga sampai ke daratan. Daratan kampung yang tergenang air, lama-kelamaan surut. Ketika air surut, munculah dua belahan kapal yang sudah membatu. Satu bagian kapal yang berisi istri Angui dan dayang-dayangnya kemudian menjadi Gunung Batu Bini. Sedangkan bagian lainnya yang berisi Angui dan anak buahnya, menjadi Gunung Batu Laki. 5. Asal Mula Burung Punai – Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Burung Punai – Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang juga tak kalah terkenalnya adalah cerita tentang burung Punai. Tersebutlah ada seorang pemuda bernama Andin, yang merupakan anak sebatang kara, dan juga tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Dia mengembara dari satu desa ke desa lain, menjelajahi hutan belantara dan melewati berbagai negeri seorang diri. Suatu hari, tibalah Andin di Desa Pakan Dalam yang berawa dan bersungai. Di permukaan rawa tersebut, terlihat pemandangan yang sangat indah. Beraneka ragam bunga yang tumbuh mekar dan harum, sehingga burung yang senang mengunjungi daerah itu. Karena banyak burung yang cantik dan merdu di desa itu, banyak penduduk yang bekerja mamulut burung. Melihat kehidupan masyarakat di daerah itu makmur, maka Andin pun memutuskan menetap di sana. Meskipun tidak memiliki lahan untuk bertani atau beternak hewan, namun dia masih memiliki sebuah harapan, yaitu mamulut burung. Dari situlah ia bisa menghidupi dirinya. Sudah satu tahun Andin menetap di desa tersebut, dan penduduk setempat sangat menyukai Andin, karena perangainya baik dan santun. Setiap hari Andin pergi untuk mamulut burung. Karena setiap hari pergi mamulut burung, penduduk desa memanggil Andin dengan sebutan Andin Pulut. Karena keahlian Andin mamulut burung tidak ada yang menandingi di desa itu, maka sebagian besar penduduk memanggilnya Datu Pulut. Seperti biasa, pagi itu Datu Pulut bersiap-siap berangkat mamulut. Tak berapa lama kemudian, ia sudah terlihat di atas sampannya menuju hilir. Setelah menemukan tempat yang cocok, dia pun turun dari sampannya. Lalu, dia mulai memasang pulut di sejumlah pohon di pinggir sungai. Setelah itu, dia kembali ke sampan. Sambil tiduran menunggu pulutnya terkena burung, tiba-tiba hujan turun. Datu Pulut cepat-cepat naik ke daratan. Tak jauh dari tempatnya memasang pulut, terdapat beberapa pohon yang besar dan rindang. Di bawah pepohonan itu terdapat sebuah telaga yang cukup luas dan berair jernih. Datu Pulut sangat senang menemukan tempat berteduh yang nyaman. Saat hujan mulai reda kemudian dia memeriksa jebakan pulutnya. Namun, saat akan beranjak dari tempatnya, tiba-tiba ia mendengar suara perempuan yang sedang bergembira. Kemudian Tanpa pikir panjang, dia bersem­bunyi di balik pohon seraya mencari tahu sumber suara tersebut. Tiba-tiba ia tersentak ketika melihat tujuh bidadari melayang-layang turun dari langit menuju telaga. Ketujuh bidadari tersebut mengenakan selendang berwarna pelangi. Andin terpesona oleh bidadari yang berselendang jingga. Para bidadari itu turun dan meletakkan selendangnya di atas bebatuan. Mereka mandi sambil bercengkerama. Pada saat itulah, Datu mengambil selendang yang berwarna jingga, lalu menyembunyikannya ke dalam butah. Setelah hari menjelang senja, satu per satu mereka mengenakan kembali selendangnya. Namun bidadari yang berselendang jingga kehilangan miliknya. Semua saudaranya turut membantu mencari selendang tersebut, namun mereka tidak dapat menemukannya. Hari pun semakin senja. Keenam bidadari tersebut terpaksa meninggalkan bidadari cantik yang malang itu seorang diri. Bidadari yang cantik itu sangat sedih ditinggal saudara-saudaranya, hingga terus menangis. Andin merasa iba melihat bidadari itu, untuk mengajaknya pulang. Setelah sampai di gubuk reyotnya, Andin bercerita kepada sang Bidadari bahwa ia belum berkeluarga dan berniat untuk memperistrinya. Mendengar permintaan itu, sang Bidadari pun bersedia menikah dengannya, karena tidak mungkin kembali ke Kahyangan tanpa selendangnya. Setelah itu, mereka hidup bahagia dan saling menyayangi. Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik jelita. Maka semakin lengkaplah kebahagiaan keluarga itu. Andin pun semakin rajin dan bersemangat bekerja. Pada suatu hari, sang Bidadari hendak menanak nasi. Namun, persediaan beras di pedaringan habis. Kemudian, dia masuk ke dalam kindai untuk mengambil padi. Sejak menikah dengan Datu Pulut, dirinya tidak pernah mengambil padi di tempat itu. Sang Bidadari terpana melihat sebuah butah tergeletak di sela-sela timbunan biji padi. Ia penasaran ingin mengetahui isinya. Kemudian terbukalah tutup butah itu, dan terkejut melihat selendang ungunya tersimpan disana. Dia pun tersadar, ternyata suaminyalah yang telah mengambil selendangnya beberapa tahun yang lalu. Menjelang senja, Datu Pulut pun pulang bekerja. Sang istri menyambutnya seperti biasa, hingga sang suami tidak mencurigai, bahwa dia telah menemukan selendangnya. Malam semakin larut, Datu Pulut sudah tertidur pulas di samping anaknya. Setelah berpikir keras, dia pun memutuskan untuk meninggalkan bumi. Keesokan pagi Datu Pulut tersentak kaget, ketika melihat istrinya sudah berpakaian lengkap dengan selendang warna jingganya, sambil mendekap anak mereka. Belum sempat Datu Pulut berkata-kata, sang Bidadari langsung berpesan kepadanya, untuk menjaga anak mereka. Dia pun telah memutuskan untuk kembali ke Kahyangan. Satu hal penting lagi yang sang istri pesankan adalah, untuk membuatkannya ayunan di Pohon Berunai jika anaknya menangis. Maka dia akan datang kembali, hanya untuk menyusui anaknya. Namun jika itu terjadi, terlarang bagi Datuk Pulut untuk mendekatinya. Mendengar pesan istrinya, Datu Pulut pun berjanji untuk selalu mengingat pesan itu. Sesaat kemudian, sang bidadari terbang melayang ke angkasa, meninggalkan suami dan putri tercintanya. Sejak saat itu, jika putrinya menangis, Datu Pulut segera membuatkan ayunan di Pohon Berunai yang tak jauh gubuknya. Tak lama setelah itu, datanglah istrinya untuk menyusui anaknya, bersama saudara-saudaranya. Datu Pulut hanya bisa melihat dari arah jauh dengan penuh kesabaran. Meskipun sebenarnya ia sangat merindukan istrinya, perasaan itu terpaksa ia pendam dalam hati. Namun akhirnya Datu Pulut tidak bisa lagi menahan rasa rindu kepada istrinya. Pada suatu hari, saat istrinya sedang menyusui anaknya, secara diam-diam Datu Pulut mendekat. Rupanya ia lupa pada pesan istrinya. Pada saat ia akan menyentuh istrinya, tiba-tiba terjadi keajaiban yang sangat luar biasa. Sang Bidadari dan saudara-saudaranya berubah menjadi tujuh ekor burung punai. Ketujuh burung itu pun terbang ke alam bebas dan meninggalkan Datu Pulut beserta putrinya. Datu Pulut hanya mampu menyesali diri. Setiap kali putrinya menangis, dia membawanya ke bawah Pohon Berunai. Namun istrinya yang telah menjadi Burung Punai tidak pernah datang lagi. Baca Juga Daftar Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah yang terkenal Inilah 4 Cerita Rakyat Dari Sumatera Selatan yang bersejarh Demikianlah ulasan kita kali ini mengenai 5 Cerita Rakyat Kalimantan Selatan yang terkenal dan masih sering diceritakan. Semoga dapat memberikan manfaat bagi Sobat semua. KalimantanBarat - Indonesia. Rating : 2.5 (147 pemilih) Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Provinsi ini memiliki ratusan sungai besar dan kecil, sehingga dijuluki sebagai wilayah Seribu Sungai . Indonesia memiliki banyak sekali cerita menarik. Salah satunya adalah dari Kalimantan Selatan. Buat kamu yang kurang familiar dengan cerita dari daerah ini, langsung simak saja artikel-artikel berikut, yuk!Pernahkah kamu mendengar tentang legenda Lok Naga? Atau, kamu tahu tidak bagaimana asal muasal Kota Banjarmasin? Wah, enggak tahu juga? Hmm…kayaknya kamu perlu membaca cerita rakyat dari Kalimantan Selatan ini, deh. Mungkin selama ini kamu kebanyakan mendengar cerita dari Pulau Jawa. Wajar, sih karena memang ceritanya banyak difilmkan. Nah, sekarang saatnya kamu memperluas wawasanmu tentang cerita-cerita dari daerah lain di Indonesia, salah satunya dari Pulau Kalimantan. Kalau penasaran apa saja kisah dari provinsi yang beribukota di Banjarmasin ini, kamu bisa menyimak PosKata. Karena di sini tak cuma cerita, kamu juga bisa menyimak unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga, lho! Yuk, simak langsung aja ceritanya! Cerita rakyat Nusantara itu ada beragam, lho. Dari beberapa daerah punya kisah dan sejarahnya masing-masing. Di Kalimantan Selatan, ada cerita sejarah Datu Pujung. Kalau ingin membaca ...Buat yang suka cerita rakyat Nusantara, sudahkah kamu membaca legenda Telaga Alam Banyu Batuah? Bila belum, segeralah membaca kisah tersebut. Tak hanya memiliki cerita yang menarik, ...Sama seperti daerah-daerah lainnya, Kalimantan Selatan juga memiliki kisah yang seru untuk disimak. Salah satunya adalah cerita rakyat Pangeran Biawak ini. Penasaran seperti apa? Mending ...Mengetahui asal mula dari sebuah wilayah tak hanya akan menambah pengetahuanmu, tapi juga bisa menambahkan rasa cintamu pada daerah tersebut. Kalau kamu dari Banjarmasin, coba cek artikel ...Indonesia kaya akan cerita rakyat yang berasal dari berbagai daerah, salah satunya adalah legenda Lok Si Naga. Jika belum familier dengan kisahnya, barangkali kamu bisa menyimak ulasan ...Kalau di Jawa Tengah ada leganda Jaka Tarub, Kalimantan Selatan juga memiliki cerita rakyat yang mirip, yaitu Telaga Bidadari. Simak kisah beserta fakta menariknya di artikel ini, yuk!Salah satu cerita rakyat yang menarik dari Banjar di Kalimantan Selatan adalah tentang Putri Junjung Buih. Baca kisah lengkapnya di artikel ini dan dapatkan fakta menarik serta ulasan ...Cerita Rakyat Putri Junjung Buih Dahulu kala, hiduplah dua raja yang mengatur suatu negeri di Kalimantan Selatan. Mereka bernama Raja Patmaraga dan Sukmaraga. Walau hidup mereka rukun dan makmur, kehidupan mereka terasa kurang karena keduanya belum memiliki keturunan. Setelah lama berdoa, akhirnya Raja Sukmaraga dikaruniai anak laki-laki kembar yang tampan. Raja Patmaraga senang sekaligus sedih. Ia pun terus berusaha untuk mendapatkan keturunan. Sampai suatu hari terjadi hal yang tak dinyananya. Apakah itu? Baca selengkapnya Legenda Putri Junjung Buih dari Banjar, Kalimantan Selatan, Beserta Ulasannya Cerita Legenda Telaga Bidadari Dahulu kala hiduplah seorang pemuda tampan bernama Awang Sukma. Ketika tengah bermain seruling, mendadak dia mendengar tawa perempuan. Setelah diintip, ternyata ada para gadis cantik tengah mandi. Karena tergoda kecantikan salah satu gadis, Awang pun menyembunyikan salah satu selendang mereka. Akhirnya, salah satu bidadari tersebut tak bisa pulang ke kahyangan dan menikah dengannnya. Hidup mereka bahagia, sampai suatu saat istrinya menemukan selendang tersebut. Lantas apa yang terjadi dengan Awang Sukma dan keluarganya? Baca selengkapnya Cerita Rakyat Telaga Bidadari, “Jaka Tarub” dari Banjarmasin Beserta Ulasan Menariknya Legenda Lok Si Naga Dahulu kala, hiduplah sebuah keluarga bahagia yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 anaknya. Hidup mereka berubah setelah si ayah dan ibu tak sengaja memakan telur milik penjaga sungai. Mereka berdua pun berubah menjadi sepasang naga. Untuk dapat kembali ke wujud manusia, mereka harus melawan naga penjaga sungai. Mereka berpesan pada kedua anaknya mengamati aliran sungai untuk menegtahui apakah mereka masih hidup atau tidak. Bagaimana kelanjutan usaha kedua orang tua tersebut? Baca selengkapnya Cerita Legenda Lok Si Naga dan Ulasannya, Kisah Keberanian Orangtua untuk Anak Tercinta Asal-Usul Kota Banjarmasin Pada jaman dahulu kala, berdirilah suatu kerajaan bernama Kerajaan Daha yang dipimpin oleh Putri Kalungsu. Sedihnya, terjadi banyak pertikaian di kerajaan itu yang mengakibatkan matinya para pemimpin kerajaan. Pada saat kepemimpinan Pangeran Tumenggung. Banyak yang mengira bahwa Pangeran Tumenggung akan membunuh rivalnya, Pangeran Samudera. Karena itu, para patih lalu menyembunyikannya. Sayangnya, persembunyiannya terungkap. Bagaimana nasib Pangeran Samudera berikutnya? Baca selengkapnya Kisah Asal Mula Kota Banjarmasin dan Ulasannya, Bukti Ketulusan akan Mengalahkan Kebatilan Cerita Rakyat Pangeran Biawak Dahulu kala, hiduplah seorang raja dengan 7 putrinya yang kesemuanya masih lajang. Karena ingin semua putrinya segera menikah, raja pun mengadakan sayembara. Barangsiapa berhasil membangun istana, maka ia akan dinikahkan dengan putri-putri raja. Kemudian, datanglah 6 pemuda yang berhasil membangun istana, tapi tak ada yang bisa membuat bagian terpenting dari istana, yaitu jembatan. Saat tak ada yang bisa, datanglah seorang ibu dengan anaknya yang berniat ikut sayembara. Akhirnya, anak ibu tersebut berhasil membangun jembatan dan raja pun bersedia menikahkan putrinya dengan anak dari ibu tersebut. Masalahnya, anak dari ibu itu adalah seekor biawak. Lalu, apakah putri mau menikahi pemenang sayembara tersebut? Baca selengkapnya Legenda Pangeran Biawak Asal Kalimantan Selatan Beserta Ulasan Menariknya Legenda Telaga Alam Banyu Batuah Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang sakti lagi baik budi. Anak yang lahir di Suku Dayak Biauju ini bernama Halaban. Suatu hari, ia kedatangan seorang saudagar kaya yang ingin meminta tolong padanya. Anak saudagar kaya itu menderita sakit parah dan langka. Menurut mimpi sang saudagar, anaknya hanya bisa disembuhkan dengan air dari Pegunungan Bajuin. Karena tak semua orang bisa mengambilnya, maka ia meminta tolong pada Halaban. Masalahnya, untuk bisa mengambil air tersebut, Halaban harus menghadapi rintangan bertubi dan nyawanya pun dipertaruhkan untuk itu. Lalu, bagaimana reaksi Halaban? Apakah ia mau menggadaikan nyawanya demi sang saudagar? Baca selengkapnya Kisah Telaga Alam Banyu Batuah, Cerita Rakyat dari Kalimantan beserta Ulasannya Cerita Sejarah Datu Pujung Alkisah, berdirilah sebuah kerajaan besar di Kalimantan Selatan bernama Kerajaan Banjar. Kerajaan tersebut dipimpin oleh raja yang sangat terkenal, yaitu Sultan Suriansyah. Suatu hari, pelabuhan kerajaan tersebut didatangi oleh segerombolan orang asing yang berambut kuning dan bermata biru. Kira-kira, siapakah mereka? Apa tujuan mereka datang ke situ? Baca selengkapnya Legenda Datu Pujung dari Kalimantan Selatan Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Kakek Sakti yang Berhasil Menyelamatkan Negeri EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Demikiancerita Legenda Bukit Kelam dari daerah Kalimantan Barat, Indonesia. Cerita di atas termasuk dalam cerita teladan yang mengandung pesan-pesan moral. Sedikitnya ada dua pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas, yaitu akibat yang ditimbulkan dari sikap iri hati dan tamak, dan keutamaan sifat suka bermusyawarah untuk mufakat. Jumlah Pengunjung 28,679 Cerita rakyat dari Kalimantan adalah kisah-kisah tradisional yang harus dilestarikan agar tetap abadi. Kalau perlu, tampilkan di kurikulum pembelajaran baik untuk pendidikan formal maupun non formal. Pasalnya, di dalam kisah legenda Kalimantan terdapat aneka macam petuah atau nasihat yang bagus. Bahkan, pesan moral yang ada di dalamnya juga perlu dijadikan cerminan melangkah supaya kehidupan yang dijalani lebih madani serta bermartabat. Baca juga ya 5 Alat Musik Tradisional Kalimantan Yang Masih Sering Dimainkan inilah 5 Rumah Adat Betang Di Kalimantan yang indah Sampek adalah Alat Musik Tradisional Kalimantan – foto oln_roy2k Nah, di bawah ini ada beberapa list cerita rakyat dari Kalimantan yang perlu diketahui oleh seluruh anak muda di Indonesia. Paling tidak dengannya keinginan untuk mengetahui kisah legenda semakin terpupuk. Ini dia beberapa kisah atau legenda rakyat kalimantan yang dimaksud 1. Mandin Tangkaramin Mandin Tangkaramin, Cerita Rakyat Dari Kalimantan // Mandin Tangkaramin adalah sebuah kisah legenda yang bermula dari adanya dua pemuda bernama Bujang Alai dan Bujang Kuratauan. Keduanya tinggal di sebuah kampung. Sayang kedua pemuda ini memiliki tabiat yang berbeda. Bujang Alai yang tampan rupawan dan kaya raya ini memiliki tabiat yang sombong. Sedangkan Bujang Kuratauan adalah pemuda berwajah pas-pasan dan dari keluarga sederhana yang baik. Karena sifat inilah kedua pemuda ini selalu bermusuhan. Di dalam kisah ini bisa ditangkap pesan moral kalau manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Sebab jika dibaca dari ending cerita kalau Bujang Alai yang angkuh akhirnya meregang nyawa di tangan Bujang Kuratauan akibat sebuah perkelahian di air terjun Mandin Tangkaramin, maka bisa disimpulkan orang yang sombong pasti akan menyesal kelak. 2. Legenda Danau Lipan Legenda Danau Lipan // Cerita rakyat dari Kalimantan yang kedua adalah Legenda Danau Lipan. Legenda ini menceritakan tentang kisah cinta Putri Aji Bedarah Putih yang memiliki paras jelita. Bahkan, saking cantiknya, ketika ia sedang menyirih, maka air yang masuk ke tenggorokannya terlihat dari luar. Karena itu, ratu ini pun diperebutkan oleh raja-raja termasuk raja dari negeri Cina. Pihak kerajaan pun mulai mendatangi Putri Aji Bedarah Putih untuk mengajukan lamaran dengan membawa berbagai macam hadiah. Dari awal kisah ini, muncul konflik percintaan yang sangat ironis. Bahkan juga terselip pesan moral di dalamnya yang bisa dijadikan pedoman ketika hidup di dalam dunia yang salah satunya harus mensyukuri nikmat tuhan. 3. Asal Mula Sungai Landak Cerita rakyat dari Kalimantan, Asal Mula Sungai Landak // Cerita rakyat dari Kalimantan yang ketiga adalah Asal Mula Sungai Landak. Kisah ini bermula saat di sebuah desa ada sepasang suami istri yang hidup sederhana. Sekalipun demikian mereka memiliki hati yang baik, bahkan suka membantu sesamanya yang membutuhkan. Hingga di suatu waktu sang istri bermimpi kalau dirinya melihat hewan landak raksasa di tengah sungai yang berair jernih. Sedangkan sang suami melihat lipan raksasa berwarna putih yang keluar dari kepala istrinya lalu masuk ke dalam lubang. Ini adalah sebuah kisah legenda yang mengandung pesan moral kalau orang yang selalu berbuat kebaikan, maka ia pun akan mendapatkan kebaikan yang sama. Kisah ini juga cocok dengan falsafah “apa yang engkau tanam, maka itu yang akan kau tuai”. 4. Asal Usul Danau Melawen Asal Usul Danau Melawen // Asal Usul Danau Melawen merupakan kisah dongeng yang cukup terkenal di Kalimantan. Legenda ini mengisahkan tentang seorang pemuda tampan rupawan bernama Kumbang Banaung. Sayang, sifat yang dimilikinya tidak setampan wajahnya. Kumbang Banaung adalah pemuda yang suka melawan kepada kedua orang tuanya. Bahkan, ia memaksa ayahnya untuk ikut berburu padahal ia sedang sakit. Namun, karena ayahnya tidak mau ikut, maka ia berburu sendirian dengan rasa marah. Saat pergi berburu ia hanya membawa bekal makanan yang diberikan ibunya dan sebuah piring bernama Piring Melawen yang diberikan oleh ayahnya. Setelah pemberangkatan ke dalam hutan inilah konflik terus terjadi menimpa si pemuda. 5. Kisah Pangeran Biawak Kisah Pangeran Biawak, Cerita Rakyat Dari Kalimantan // Kisah Pangeran Biawak adalah kisah legenda di Kalimantan yang cukup populer. Cerita ini Mengisahkan tentang seorang raja yang memiliki 7 anak perempuan dewasa tetapi semuanya enggan untuk menikah. Berbagai upaya pun dilakukan tetapi tetap saja ketujuh putri masih belum siap menikah. Kecuali mereka menemukan pemuda yang tampan sekaligus memiliki kesaktian yang luar biasa. Di dalam kisah ini terdapat konflik percintaan dan perkelahian. Sebuah narasi yang memang khas dari kisah-kisah klasik yang pernah muncul di daerah-daerah Indonesia. 6. Asal Muasal Sungai Mahakam Asal Muasal Sungai Mahakam // Sungai Mahakam adalah sungai terbesar di Kalimantan. Tak dinyana, ternyata sungai ini memiliki kisah legenda tersendiri yang ceritanya sudah diketahui oleh masyarakat setempat. Menurut legenda tersebut, dulu di hulu Sungai Mahakam ada tiga orang saudara yaitu Siluq, Ongo dan Alus. Ketika sudah waktunya berburu, Siluq dan Ongo berangkat ke hutan sedangkan Alus memasak di rumah. Sesungguhnya ketika Alus memasak, masakannya selalu istimewa serta nikmat. Namun, karena keingintahuan terhadap apa yang dimasak oleh Alus, maka Siluq pun membuka tungku yang sedang mendidih padahal perjanjian di antara keduanya dilarang untuk melakukan hal tersebut. *** Itulah beberapa cerita rakyat dari Kalimantan yang perlu diketahui oleh pembaca. Sebuah kisah legenda yang perlu dilestarikan karena mengandung pesan moral yang tinggi. Gl9k.
  • 96nmo4omhp.pages.dev/70
  • 96nmo4omhp.pages.dev/336
  • 96nmo4omhp.pages.dev/232
  • 96nmo4omhp.pages.dev/247
  • 96nmo4omhp.pages.dev/46
  • 96nmo4omhp.pages.dev/360
  • 96nmo4omhp.pages.dev/304
  • 96nmo4omhp.pages.dev/164
  • 96nmo4omhp.pages.dev/289
  • cerita rakyat kalimantan selatan singkat